artikel tentang pendidikan


Faktor Ekonomi Kendala Pendidikan di Indonesia


Pada era modern dan mulai berkembangnya teknologi super canggih saat ini pendidikan sebenarnya sangatlah dibutuhkan. Bagaimana tidak, di era sekarang ini persaingan untuk bertahan hidup sangatlah ketat. Di butuhkannya kreatifitas, keuletan, dan tingkat intelegent yang tinggi untuk dapat bertahan hidup dalam era super canggih seperti sekarang ini. Jika tidak mungkin akan mengalami ketertinggalan dengan yang lain. Seperti halnya yang dialami oleh bangsa Indonesia. Sebagai negara berkembang ini Indonesia mengalami ketertinggalan dengan Negara –negara berkembang lainnya seperti halnya negeri seberang Singapura. Padahal sumber daya manusia Indonesia sendiri lebih banyak dari singapura. Itu dapat dilihat di sektor pendidikan Indonesia. Walaupun sumber daya manusianya lebih banyak tapi tidak semua dapat menempuh pendidikan yang tinggi. Padahal fasilitas pendidikan di Indonesia sendiri bisa di katakan tidak kurang.

Sebenarnya semua masyarakat indonesia sangat menginginkan bagaimana rasanya mengenal dunia pendidikan dan menggapai cita – citanya setinggi langit. Tak khayal mulai dari masyarakat golongan kebawah sampai golongan menengah ke atas semua sebenarnya ingin merasakan bangku sekolah, ataupun sampai menginjak keperguruan tinggi. Tapi pada zaman sekarang ini untuk bersekolah setinggi – tingginya tidaklah mudah. Dibutuhkannya biaya yang tidak sedikit untuk menempuh pendidikan setinggi -tingginya. Lalu bagaimana dengan nasib para kalangan yang ekonomi kebawah? Yang untuk mencari makan saja mereka harus bersusah payah membanting tulang. Mungkinkah selamanya anak –anak mereka tidak akan pernah bisa mengenal bangku sekolah?
Para pemerintah sebenarnya harus lebih memperhatikan para kalangan bawah, bagaimana caranya agar mereka bisa mengenyam dunia pendidikan bahkan setinggi mungkin. Banyak anak-anak usia dibawah umur yang seharusnya berada di bangku sekolah tetapi malah berada di jalanan, mengamen mencari uang untuk keperluan makan sehari - hari. Mereka tidak bisa merasakan betapa bahagianya bisa menikmati masa-masa SD, SMP, SMA tetapi mereka malah merasakan penderitaan yang tidak seharusnya mereka alami. Ini kenyata’an termiris yang di alami Indonesia.
Yang menjadi kendala pendidikan di Indonesia pada sa’at ini sebenarnya adalah faktor ekonomi, mereka tidak dapat membayar betapa mahalnya dunia pendidikan. Untuk makan sehari-hari saja mereka harus berjuang keras apalagi untuk membayar pendidikan. walaupun sekarang ini pemerintah sudah banyak menyediakan beasiswa, namun semua itu tidak bisa menjadi jaminan.
Banyak sekolah-sekolah yang menyediakan beasiswa namun ujung-ujungnya mereka juga harus tetap membayar dan biaya yang dikeluarkan itu tidak sedikit. Padahal jika disuruh untuk memilih, mereka mungkin lebih memilih untuk berada di sekolah belajar selayaknya seorang pelajar daripada harus mengamen, berjualan, atau yang lain. Tapi mau bagaimana lagi faktor ekonomilah yang menjadi kendala mereka untuk menikmati pendidikan yang selayaknya. Kita juga tidak bias menyalahkan mereka sepenuhnya. Padahal seharusnya mereka juga mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia untuk menuntut ilmu setinggi – tingginya seperti yang dirasakan warga Indonesia yang lainnya yang bisa merasakan bangku sekolah.

Tapi patut untuk dicontoh juga sebagian orang yang masih memperdulikan pendidikan anaknya padahal mereka termasuk keluarga yang tidak begitu mampu, mereka tetap berjuang bagaimana caranya agar anaknya tetap bisa untuk bersekolah. Semangat yang luar biasa mereka untuk tetap bisa bersekolah patut ditiru. Ada juga anak-anak yang rela untuk berjualan, mengamen, atau bekerja yang lain membantu orang tua dan untuk tetap bisa bersekolah.
Sebuah bangsa akan lebih maju jika warganya bisa sejahtera di negerinya sendiri. Untuk bersekolah saja susah, gimana rakyatnya bisa sejahtera. Disinilah kekurangan Indonesia yang tidak memperdulikan anak bangsa. Padahal mereka adalah calon penerus bangsa. Apakah mereka harus selalu menjadi buruh pada perusaha’an milik orang asing? atau bahkan menjadi pembantu di negeri orang. Bagaimana jadinya bangsa ini jika anak bangsanya saja tidak mempunyai bekal yang cukup hanya karna kekurangan atau tidak punya biaya untuk bersekolah.